RoboBee, Robot Yang Dapat Terbang dan Menyelam

RoboBee adalah robot kecil yang mampu terbang. Puncak dari dua belas tahun penelitian, RoboBee memecahkan dua tantangan teknis utama dari mikro-robotika. Insinyur robot berhasil menemukan robot yang terinspirasi oleh buku origami yang memungkinkan mereka untuk membangun pada skala submillimeter tepat dan efisien.  Untuk mencapai penerbangan, mereka menciptakan otot buatan yang mampu membuat sayap mengalahkan 120 kali per detik.

RoboBee - ROBOTS: Your Guide to the World of Robotics

Spesifikasi Robot

Robot ini di buat dari serat karbon. Beratnya kurang dari satu gram dan memiliki "otot" elektronik super cepat sebagai penggerak sayapnya. RoboBee memiliki berat 80 mg mempunyai rentang sayap 3 cm sehingga membuatnya menjadi perangkat buatan manusia terkecil yang mampu terbang.

Dr Kevin Ma dari Universitas Harvard dan timnya, mengatakan mereka telah membuat robot terbang terkecil di dunia. Robot ini memiliki kelincahan terbang seperti lalat, yang memungkinkan untuk menghindari usaha paling cepat manusia untuk memukulnya. Hal ini karena pergerakan sayap yang sangat cepat. Seperti layaknya lalat sungguhan, sayap tipis dan fleksibel robot ini bergetar sekitar 120 kali per detik. Selanjutnya, dengan terus-menerus menyesuaikan efek dari daya angkat dan dorong yang bekerja pada tubuhnya pada kecepatan yang sangat tinggi, sayap pada serangga (dan robot) memungkinkannya untuk bisa terbang dan melakukan manuver mengelak secara mendadak.

Tujuan di buatnya RoboBee ini bukan untuk sebagai robot pengintai. Selain itu, para peneliti berharap agar drone terkecil ini justru dapat di gunakan untuk di jadikan alat pencari dalam operasi penyelamatan, penyerbukan tanaman, dan pemantau lingkungan. Robo-bee bisa terbang dan di klaim mampu hinggap seperti lebah sungguhnya. Bila di lihat dari kemampuannya, drone ini dapat di gunakan untuk operasi pencarian atau penyelamatan. Kemampuan ini berkat adanya adhesi elektrostatik, merupakan proses yang sama pada balon statis-dibebankan yang memungkinkan menempel pada dinding.

Namun yang menjadi pertanyaan dengan kemampuan terbang dan ukuran yang sangat kecil, drone ini tidak memiliki persediaan listrik yang banyak, sehingga melayang di sekitar tidak akan terlalu efisien dalam jangka panjang. Apalagi bebannya yang ringan akan mudah terbawa angin saat terbang dan akan menggangu proses navigasi.